sungguh... tak bermaksud apatis...
hanya saja hidup yang mengajariku untuk kritis...
hingga kini semua terasa teriris...
jika saja dapat ku merajuk pada aroma hujan yang membasahi bumi,
aku hanya ingin hidup sekali lagi,
agar tak ada daun kering yang terjatuh dari pohon kehidupanku...
hai senja, aku berdiri di tapal batasku,
menengadahkan tanganku,
memeluk langit yang juga menaungimu...
apakah kita sama??
kapalmu telah berlayar jauh,
sementara tubuhku masih membeku dalam balutan humus,
sepertinya mati terasa lebih indah bagi mereka yang percaya surga itu ada,
aku ingin seperti mereka,
menjelajah tanpa batas,
melangkah tanpa beban berat yang menggantung di bahuku...
setidaknya aku ingin menyatu bersama samudra,
lepas...
meskipun mungkin pada akhirnya aku tenggelam,
setidaknya aku menemui dunia lain yang aku tahu hanya MIMPI...
-FDP, Kamis 040413-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar