Inginnya ku cabut parang dengan garang,
tak berdaya, hanya mampu tumpahkan bulir demi bulir,
yang tak pantas disamakan dengan air,
Inginnya betahta di atas sana,
tapi reruntuhan itu dan puingnya masih tertinggal saja,
menyentuhnya pun tak kuasa,
bahkan angin tak sampai menghantarkan suara penuh harap,
andai semua nyata,
pelangi tak kan lagi telihat lebih indah,
andai semua terwujud,
maka tawa akan kuhadirkan selalu dalam sujud,
bermimpilah hingga Tuhan memeluk mimpimu,
hingga pada saat kau bangun,
Raja menyapamu dengan senyuman di tirai putih,
menghampirimu tanpa pedang dan mahkota suci....
-FDP, Senin, 080413-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar