sore...
semburat jingga menguning di langit,
tebarkan cahaya redup yang sama seperti kemarin,
masih sendiri menahan gemetar dari riak air yang kusambangi...
berteriaklah sampai serak,
karena putri tak kan lagi membuka matanya,
walaupun ia tak pernah benar-benar tertidur,
dan jiwanya tak pernah benar-benar melebur...
inginnya ku sudahi semua gemuruh yang memecahkan keheningan,
hanya ingin diam, tenang tanpa gelegar,
terserah ombak mau menyapu pasir sedemikian rupa,
tak kan merubah haluanku untuk tetap menunggu jingga...
biar saja mata pisau membidik dengan sayatan,
hingga mengalirkan darah yang tak kenal lelah,
karena bosan hadir menghampiri tuan,
dalam balut kasih, tirai menutupi pandangan,
tapi genggamanmu selalu menuntunku menuju cahaya senja...
terima kasih pangeran,
terima kasih gemintang,
kaulah satu-satunya yang bernafaskan surga....
-fdp, Jumat, 050413-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar